
Cerita Sex Indonesia - Kemolekan dua ibu muda tetangga kost ku.ketika saya masih bujang, saat itu umurku mungkin sekitar 23 tahun.saya kost disebuah tempat yang memang diperuntukkan hanya untuk anak kost, ada sekitar 20 am kamar berjejer terdiri atas dua bangunan bertingkat 2. Penghuninya campur antara yang bujangan dan yang berkeluarga. Kebetulan kamarku ada di lantai bawah yang menurutku punya fasilitas paling komplit (maksudnya bisa jemur pakaian di belakang kamar karena ada lorong terbuka yang tersisa dibelakang bangunan yang saya tempati itu. Dari lorong ini pulalah kisah ini berawal.Tetangga sebelah kiri dan kanan kamarku adalah pasangan yang berkeluarga. Ada bapak dan bu Evi (karena anaknya namanya Evi) keluarga dengan satu anak perempuan disebelah kiri kamarku. Dan keluarga mas Anto dan mbak Diah (begitu saya memanggil mereka) disebelah kanan kamarku, keluarga muda dengan satu anak perempuan juga yang berumur sekitar 2 tahunan. saya tidak begitu kenal dengan tetangga lainnya karena memang sangat jarang bertemu. Umumnya mereka mengurung diri dikamar entah apa kegiatan mereka. saya sendiri bujangan yang baru mulai bekerja pada sebuah perusahan yang cukup bonafid. Hari-hariku biasanya saya habiskan pergi sama teman-teman, itu sebabnya saya jarang berinteraksi dengan tetangga kostku.Bu Evi orangnya kecil mungil, kulit hitam manis tapi punya payudarah yang agak berlebihan sehingga kalo lama diperhatikan seperti menantang (dasar mupeng) sedangkan mbak diah, punya perawakan bagus, kulitnya putih bersih, wajahnya juga sangat mempesona (masuk katagori cantik), ramah dan banyak senyum. saya sendiri sering dapat senyuman nya. Nggak tahu kenapa saya sering cari kesempatan untuk bertemu muka biar kecipratan senyum manisnya. saya sendiri cukup akrab dengan mas Anto karena kantor kami bersebelahan. Mas Anto bekerja sebagai Security. Seringkali saya diminta bantuan sama mbak Diah untuk jagain si kecil Endah kalo dia lagi sibuk dengan pekerjaan rumahnya, dan saya dengan senang hati melsayakannya. Sebagai imbalan biasanya saya nitip cucian barang sepotong dua potong. Merekalah dua wanita yang menjadi topic ceritsaya nanti.Pada suatu hari saya pulang malam sekitar jam 2 malam, saya ingat sekali itu malam minggu sehabis jalan sama teman-temanku, saya bermaksud mengambil jemuran dibelakang kamar yang sore tadi dicuciin sama mbak Diah, takut kena hujan nanti bau. saya merasa ada yang tidak biasa. Didepan pintu kamar belakang mbak Diah saya melihat sepasang sandal yang saya yakin bukan punya mas Anto. Penasaran saya balik kedepan mencari motor mas Anto, hanya ingin memastikan kalo mas Anto benar tidak dirumah karena setahuku hari itu mas Anto tugas malam. Dan benar dugaan ku motor mas Anto tidak ada di tempatnya. Segera saya berbalik lorong belakang. saya mencoba mencari celah untuk mengintip kedalam kamar mbak Diah. Tapi usah saya sia-sia karena terhalang dinding dapur. Hanya saja saya sempat mendengar lantang desahan nafas dan sayup-sayup suara erangan sehingga saya yakini sedang terjadi sesuatu didalam sana. saya kembali kekamarku menunggu ……. Dengan suasana hati yang tak menentu, saya hanya berharap tahu siapa gerangan pemilik sandal yang telah mengisi malam sepinya mbak diah. saya tak beranjak jauh dari pintu belakang kamarku dan sengaja kubuka sedikit sehingga masih bias mengintip kearah pintu belakang mbak Diah. 15 menit berlalu saya mendengar suara daun pintu berderit meskipun sangat pelan tapi cukup membuatku segera mengambil posisi yang telah kupersiapkan. saya melihat sosok mbak Diah keluar kemudian melihat kiri kanan mungkin memastikan keadaan aman, setelah itu kulihat dia memberi kode kedalam maka keluarlah sesosok lelaki yang sangat saya kenal….. Pak Evi… tetangga sebelahku… saya tersurut kaget benar-benar tidak menyangka dan setengah tidak percaya dengan apa yang kusaksikan. Setelah keadaan tenang saya kembali ketempat tidurku. Ada scenario dalam kepal saya. Dan saya pun tersenyum sendiri.Keesokan harinya seperti biasa saya telat bangun, maklum hari minggu. Masih terbayang peristiwa semalam dan rencana yang telah kususun. saya bersemangat bangun dan langsung menuju lorong belakang saya berharap ketemu mbak Diah dibelakang, tapi saya harus kecewa. tak apalah masih banyak waktu. Dan saya segera menyambar handukku masuk kamar mandi sambil bernyanyi kecil. Habis mandi saya bermaksud membuang waktu dengan duduk di belang kamar ku ngopi dan sekalian melihat keadaan tetangga-tetangga saya. Heran saya juga tidak melihat bu Evi hari itu. Selang beberapa saat kulihat mbak Diah datang, rupanya dia baru habis belanja di warung.“Eh dik Hadi .. udah bangun ya… “ Sapa mbak diah ramah seperti biasanya.“Iya mbak, mas Anto masih tidur?” tanya saya balik“Iya dik, mas Anto baru pulang pagi, kan tugas malam” katanya menerangkan“oh iya… mbak gak ada acara nyuci hari ini? Nitip doong ““boleh, tapi ntar ya habis masak, tapi jagain Endah ya”“Siip” katsaya saya pun mengambil alih endah dari mbak Diah, saya setelkan dia lagu anak-anak dari DVD portable ku maka endah pun bernyanyi-nyanyi sendiri di kamarku. Selang beberapa lama kudengar mbak Diah memanggil lewat pintu belakangku.“Dik Hadi… mana cuciannya?”“itu mbak yang dibelakang, udah tak rendem dari semalem” sahutku menimpali.saya segera beranjak kebelakang, saatnya memulai rencana. Perlahan kudekati mbakDiah. Memberi kode agar dia mendekat. Mbak Diah menghampiriku….“Semalam saya melihat sesuatu disini” bisikku. Sengaja membuatnya terkejut. Dan reaksinya memang seperti yang kuharapkan. Diapun lebih mendekat.“Lihat apa?” mbak Diah ikutan berbisik.“Ada deh.. “ goda saya. Merah padam mukanya mbak Diah. Tapi dia segera menguasai diri. Dia taruh telunjuknya di atas bibir.“Nanti aja diomongin” bisiknya lagi“Siip” kata saya sambil mengangkat jempol.saya memulai hayalanku ditempat tidur dengan perasaan menang, yakin akan mendapat sesuatu. Pikiranku sedemikian jauhnya sampai tak sadar saya tertidur dan lupa makan.“tok… tok….tok…” setengah sadar saya mendengar pintu kamarku di ketok.saya bangkit dari tempat tidur dan yang pertama kurasakan adalah perutku yang minta diisi. Kulirik jam bekerku, ah.. rupanya sudah jam setengah tiga, pantesan…“tok…tok…” kembali kudengar pintuku di ketok.saya bergegas membuka pintu, kiranya mbak diah yang sedari tadi mengetok pintu.“ya mbak… ada apa?” tanya saya“ini mau nganterin makanan , tadi mbak masak lebih, mbak liat dari tadi kamu gak keluar rumah.. pasti belum makan” katanya sambil mengulurkan sepiring nasi komplit dengan lauknya.“iya juga mbak, saya ketiduran, mas anto udah bangun?”“udah tuh … lagi pergi sama endah kerumah temennya”“ooh… berarti udah aman ya… “ kata saya sambil mengedipkan mata“kamu itu bikin mbak penasaran, memang liat apa semalem” katanya masih berpura-pura.“ntar saya cuci tangan dulu, tak ceritain sambil makan ya” saya bergegas menaruh makanan di meja kecil di beranda dan masuk untuk cuci tangan, kubiarkan mbak diah penasaran menungguku.“ayo ngomong… liat apa semalem” mbak diah langsung menyerangku begitu saya muali menyantap makanan, saya hanya senyum-senyum sambil asik menghabiskan makanan ku.“cepetan dong, ntar mas anto keburu pulang” pintanya memelas.Akhirnya saya pun menceritakan apa yang kulihat, termasuk mengetahui siapa adanya lelaki pemilik sandal. Lama mbak diah terdiam sampai akhirnya…“Di, kamu bisa pegang rahasia ini kan?, mbak gak mau mas anto sampai tahu, kamu pasti tahu akibatnya buat mbak” lagi-lagi dia meminta dengan memelas.“tenang aja mbak, saya bisa jaga rahasia kok. Tapi saya juga bakal minta sesuatu dari mbak” jawabku“kamu jangan memeras mbak ya, kamu kan tahu mbak nggak punya uang”“saya nggak minta uang kok” saya“terus kamu minta apa”“saya minta sesuatu yang mbak punya dan bisa kasi” kata saya sambil memberi kode ke arah dadanya“hah… kamu mau sama mbak?”“kenapa? Mbak nggak mau ngasih”“Bukan gitu, mbak kan udah punya anak… emang kamu mau?”“ah… saya kan pingin yang berpengalaman” kata saya cekikikan.“ya deh… kalo itu mbak bisa kasi, tapi jangan dipaksain ya… liat keadaan, jangan sampai mbak celaka”“oke, saya juga pasti menjaga mbak kok.. tenang aja”“omong-omong bu evi kemana? Koq pak evi nya bisa lepas?“ooh, biasa tiap sabtu mbak evi nginap di rumah orang tuanya karena harus gantian ama saudaranya jagain orang tuanya yang sedang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar